Dugaan kasus pemerkosaan puluhan santriwati oleh siswa SMA Pondok Pesantren” Riyadul Janna ” Beji di Ustaz dan Depok telah memasuki babak baru.
Penyidik dari unit Renakta Polda Metro Jaya menggerebek Pondok Pesantren untuk mencari bukti terkait kasus pemerkosaan terhadap puluhan santriwati.
“Ya, kami sedang melakukan penyelidikan dan mengumpulkan bukti,” Jerry Siagyan, Wakil Kepala Departemen Investigasi Kriminal utama (Wadirreskrimum) di Polda Metro Jaya AKBP, mengatakan saat dikonfirmasi pada Jumat malam.
Menyita beberapa bukti fisik, Pencarian dan penyitaan bukti dilakukan berdasarkan hasil koordinasi dan instruksi Jaksa. Jerry tidak merinci bukti yang dikumpulkan oleh penyelidik dari tempat kejadian.
Dia mengatakan salah satunya adalah kasur di salah satu kamar yang digunakan untuk memperkosa korban. “kasur itulah yang digunakan” kata Jerry.
Di tempat kejadian, sekitar pukul 21.37 waktu setempat, kasur, kursi kayu, kipas angin, dan dua ransel hitam abu-abu disita dari pesantren “Gianna” di Riyadh. Namun, penyidik tidak segan-segan berfoto dan tidak mencari informasi tentang barang mana yang disita.
Orientasi kamar tidur ke tempat belajar, Janna Khoirul, Penasihat Hukum Manajemen pesantren di Riyadh, mengatakan pesantren memiliki beberapa kamar dan diselidiki sejak mereka tiba sekitar pukul 14.00 Waktu setempat hingga malam hari.
“tempat tinggal tersangka korban yang biasanya diperiksa,” kata Khoirul kepada wartawan pada Jumat malam. Namun, Khoirul tidak ingin menguraikan barang-barang yang disita oleh polisi untuk digunakan sebagai bukti tambahan selama penyelidikan.
“Sebagai bukti para peneliti bertanya. Semua dari mereka memiliki hak untuk menyerahkan apa yang diambil oleh Penyidik adalah Polisi Metro, ” kata Khoirul.
dan kami melihat siswa babysitter. Selain Pencarian pesantren, kata Khoirul, penyidik dari Subdit Renakta Polda Metro Jaya juga menginterogasi beberapa saksi yang berasal dari pengasuh mahasiswa.
Selama interogasinya, ada pernyataan saksi yang mengkonfirmasi dugaan pemerkosaan Santrivati, yang dilakukan oleh pemohon. “Tentu saja, ada beberapa hal terkait pesan dari kedua saksi, yaitu Satriat dan Ustaza Atiki, dan mahasiswa, yaitu Ustaza Diar, Ustaza Eco dan Ustaza Laylatul,” kata Khoyrol. Khoirul mengatakan bahwa saksi bekerja sama ketika mereka memberikan informasi kepada penyidik. “Dilihat dari hasil penyelidikan, mereka siap bekerja sama. Mereka menjawab apa yang mereka ketahui dan, memang, sejak awal kami melakukan semuanya bersama.
Dari kami ke Kutub Kereta Bawah Tanah Jaya, ” jelas Khoirul.
Khoirul, di sisi lain, tidak dapat menentukan berapa banyak saksi yang ditanyai oleh penyidik.
Dia mengatakan bahwa banyak saksi sedang ditanyai. Kepala pondok pesantren menjawab 42 pertanyaan Sebelumnya di Polres Metro Jaya, menurut Khoirul, Ahmad Riyad Muchtar, kepala Pesantren di penampungan Riyadh Janna, diinterogasi kembali selama tahap penyelidikan.
Menurut Khoirul, penyidik menanyakan sekitar 3 pertanyaan tentang dugaan pemerkosaan oleh 42 Ustaz atau guru dan siswa SMA. Pernyataan ini terkait dengan identitas dan urutan tersangka di Pondok Pesantren “Janna Depok” di Riyadh. “sekitar 42 pertanyaan untuk pimpinan pondok pesantren juga 48 untuk bagian administrasi Jadi, Alhamdulillah, usai terpenuhi ” kata Khoirul. Dikutip dari Kompas.