Pertamina Patra Niaga, sub holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero), mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembelian berlebihan atau pembelian panik akibat kenaikan harga BBM dari subsidi pertalite dan solar.
Irto Ginting, Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga, meminta masyarakat untuk membeli bahan bakar tambahan jika diperlukan. Hal ini dilakukan untuk menghemat subsidi BBM sesuai kuota yang ditetapkan pemerintah.
“Kami mendorong konsumen untuk menggunakan bahan bakar dengan hemat dan membeli sesuai dengan kebutuhan mereka.” Rabu (31/8/2022) di Jakarta.
Karena waktu kenaikan harga BBM bersubsidi, Irto tidak dapat berkomentar lebih lanjut. Saat ini, Pertamina masih menunggu keputusan regulator mengenai penyesuaian harga.
Sebelumnya, Badan produksi minyak dan Gas bumi (BPH Migas) menegaskan bahwa kuota bersubsidi untuk perthalite dan solar untuk tahun 2022 berpotensi berakhir antara 10 dan 11 bulan, setelah itu koefisien distribusi perthalite dan energi matahari mencapai lebih dari 2022 dari kuota yang ditetapkan oleh pemerintah selama 50 bulan.
” 10 atau 11 bulan tidak bisa lagi menjadi perthalite dan pertamax,Seperti yang telah kami katakan di berbagai tempat, . Kecuali ada kebijakan peningkatan kuota (bahan bakar pembantu), ” kata Komisaris BPH Migas Saleh Abdurrahman.
Saleh mencatat bahwa pada tahun 2022, distribusi bahan bakar diesel tambahan telah mencapai 6 juta kiloliter (KL) 830. Sementara itu, kuota subsidi energi surya ditetapkan sebesar 14,9 juta.
Sementara itu, pelaksanaan penyebaran batuk rejan pada saat bulan melebihi 14,2 juta. Padahal, kuota yang ditetapkan pemerintah adalah 23 juta poundsterling.
Oleh karena itu, kami berharap bahwa kebijakan pembatasan pembelian bahan bakar tambahan, yang sedang dipersiapkan, akan selesai dalam waktu dekat. Dengan demikian, BPH Migas dapat berfungsi lebih optimal ketika mengatur penyaluran subsidi BBM.