Kepoin bersama kepo yuks
FOLLOWIndeks

Keluarga Korban Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Surati Jokowi.

Keluarga Korban Pembunuhan Ibu dan anak di Jalankagak, sebuah desa di Provinsi Subang, Jawa Barat, telah menulis surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo, karena penyelenggara kasus ini belum diungkapkan sejak terjadi pada tahun 2021.

Suami dan ayah korban, Yosef Hidaya, mengatakan bahwa polisi belum menetapkan siapa yang membunuh istrinya, Tuti Suhartini (55 tahun) dan putranya, Amalia Mustikarata (23 tahun).

“Kasus ini tidak boleh dihapus, masih perlu diselesaikan,” kata Yosef di Bandung, Jawa Barat, seperti dilansir Antara, Jumat (12-8).

Surat terbuka itu ditujukan langsung kepada Presiden Joko Widodo, dan salinannya tersedia untuk Menteri Koordinasi Politik, Hukum dan keamanan (Menkopolukam) Mahfud M. D., Kompolnas, yang ditujukan kepada Kepolisian Negara. Dalam surat itu, Joseph menguraikan tiga poin dari permintaan tersebut.

Pertama, Joseph beralih ke hukum untuk perlindungan dan mencapai keadilan bagi para korban. Kedua, sejak 2021, hampir 8 tahun telah berlalu sejak pembunuhan 18/1, ia segera meminta polisi untuk mengidentifikasi orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan istri dan anak-anaknya.

Ketiga, Yosef juga menginginkan rumah yang menjadi TKP untuk bisa kembali ke sana. Alasannya adalah bahwa setelah tragedi pembunuhan pada tahun 2021, rumah ditempatkan di garis polisi, dan akses ke sana ditutup.

“Rumah kami ditinggalkan dan tidak terawat. Bagi saya, tidak pasti kapan kita bisa tinggal di rumah kita lagi, ” katanya.

Sementara itu, pengacara Yosef, Rohman Hidayat, mengatakan kliennya diinterogasi 17 kali oleh polisi. Namun, ia masih menunggu kepastian hukum atas kasus ini.

Menurut dia, polisi selalu menyatakan bahwa ada titik terang dalam kasus ini, tetapi belum diungkapkan, sehingga Rokhman menuntut penunjukan dari polisi.

“Apa yang saya baca di berita sejauh ini di masa lalu jelas, tapi itu hanya titik terang. Sejauh ini, setahun telah berlalu, kurang dari seminggu, hanya titik terang,”kata Ruman.

Source : Merdeka