Kepoin bersama kepo yuks
FOLLOWIndeks

Mentri Pariwisata Sandiaga berunding Tarif Taman Nasional Komodo

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno siap memulai dialog dengan subyek Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (parekraf) di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur tentang kenaikan tarif pariwisata untuk 2 tempat wisata di Taman Nasional Komodo (TNK) 375 juta. IDR per 2022/8/1.

“Saya siap berdialog dan siap mencari solusi. Tapi saya ingin mengusulkan untuk meningkatkan kualitas dan keberlanjutan lingkungan di ekosistem pariwisata Labuan Bajo dan Flores, ” kata Sandiaga di Labuan Bajo, dikutip Antara, Jumat (22/7).

Menurutnya, kenaikan harga tiket ini harus terkait dengan isu konservasi, berdasarkan kajian wilayah TNK yang memiliki kapasitas terbatas. Dengan demikian, kunjungan ke wilayah Tnc dibatasi hingga 20 juta kunjungan.

Dalam rangka meningkatkan konservasi, perlu mempertimbangkan aspek pendidikan, penelitian dan pembangunan berkelanjutan, sehingga jumlah Komodo tidak berkurang, tetapi dapat dipertahankan.

Selain itu, melihat tingginya minat wisatawan terhadap ekowisata, pemerintah telah mengadopsi kebijakan yang memprioritaskan konservasi dan dampak ekonomi. Hal ini juga sejalan dengan laporan Gubernur NTT Viktor Laiskodat, yang mengatakan bahwa terumbu karang perlu dipelihara dan diolah dengan lebih banyak limbah.

Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Pulau Komodo dan Padal, pemerintah telah menetapkan biaya Konservasi sebesar 3,75 juta rupee per orang per tahun. Tetapi wisatawan juga dapat melihat Komodo di Pulau Rinca, yang diletakkan tanpa kenaikan tarif.

Menurut Sandiaga, wisatawan yang memesan dan membayar perjalanan ke 2 tempat ini sebelum pemerintah menetapkan tarif diberi batas waktu untuk terus menggunakan tarif lama pada akhir 12 bulan.

“Selama masa transisi ini dia akan diberikan tenggat waktu sebulan, jadi jangan khawatir tentang mereka yang membeli paket dengan harga lama,” tambahnya.

Sandiaga menegaskan kembali kesiapannya untuk berdialog dan akan mencari solusi bersama secara transparan sehingga tidak ada lagi pertanyaan tentang kebijakan ini. “Pemerintah benar – benar ingin memprioritaskan konservasi alam dan memastikan bahwa pariwisata ini berkualitas lebih baik dan memiliki sisi yang berkelanjutan dan ramah,” katanya.

Sebagai bagian dari kebijakan ini, pemerintah menawarkan sosialisasi massal dan pendidikan berkelanjutan. Pengembangan Wilayah Pulau Link segera disiapkan bagi mereka yang merasa kesulitan untuk membayar biaya penyelamatan Pulau Komodo dan Padal.

Source : Merdeka