Kepoin bersama kepo yuks
FOLLOWIndeks

Afrika Krisis Pangan Dampak Buruk Dari Perang Rusia-Ukraina

Sebagai bagian dari pertemuan ke-3 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral, Menteri Keuangan Sri Muliani mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Keuangan Nirmala Sitaraman, Menteri Keuangan Australia Jim Chalmers, Perdana Menteri Nadim Zahawi, Presiden Bank Pembangunan Asia, dan Masatsugu Asakawa.

Pada pertemuan dengan Nirmala dan Jim Chalmers, Sri Mulyani membahas krisis pangan yang muncul karena geopolitik antara Rusia dan Ukraina. Nirmala mengatakan bahwa negara-negara Afrika menderita sebagian besar ketergantungan pangan pada Ukraina karena itu.

“Salah satu daerah yang telah merasakan dampak yang signifikan adalah wilayah Afrika, mengingat ketergantungan negara-negara Afrika di Ukraina sebagai pemasok makanan untuk negara. Oleh karena itu, perlu diadakan pembahasan detail khusus oleh para pemimpin dunia,” kata Nirmala, dikutip dari siaran pers, Bali, Sabtu (16/7).

Selain masalah pangan, kedua pertemuan tersebut juga membahas bidang kesehatan. Para Menteri Keuangan kedua negara menyepakati pentingnya menjaga akses dan ketersediaan vaksinasi Covid-19, yang tidak boleh diabaikan, mengingat pandemi belum sepenuhnya dihilangkan.

Menteri Keuangan AS mengatakan subsidi langsung lebih efektif dalam memerangi krisis pangan
Krisis pangan juga dibahas oleh Menteri Sri Mulyani dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Zahavi. Dia percaya bahwa ada solusi nyata untuk semua segmen masyarakat dan pebisnis yang saat ini terancam oleh konsekuensi inflasi yang tinggi, kenaikan harga pangan dan energi.

Dia menekankan pentingnya menjaga perdagangan bebas dan menghindari larangan ekspor yang dapat memperburuk konsekuensi dari konflik geopolitik. “Penting juga untuk memberikan dukungan komprehensif terhadap sistem rasio kecukupan modal bank, terutama untuk membantu negara-negara kurang berkembang,” kata Zahavi.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Sri Muliani menyampaikan pemahamannya tentang perubahan politik di Inggris dan sangat mengapresiasi peran penting Inggris dalam berbagai isu strategis.

Keduanya sepakat tentang perkembangan perang setelah efek difusi (efek samping) menyebabkan penderitaan bagi umat manusia. Peran G20 diperlukan untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi dan mencari solusi nyata, khususnya di sektor keuangan.

“G20 akan tetap menjadi forum Ekonomi utama seperti pada tahun 2008 sebagai tanggapan terhadap krisis ekonomi saat ini dan masa depan,” katanya.

Menteri Suri Muryani juga bertemu dengan Presiden Masatsugu Asakawa dari Adb. Asakawa berbicara tentang salah satu kegiatan pembiayaan ADB untuk sektor farmasi. Penyebaran coronavirus dikendalikan, tetapi ini tidak berarti bahwa masalah di sektor kesehatan telah diselesaikan.

Menteri Sri Mulyani Menilai rasionalisasi kebutuhan keuangan di sektor tersebut sebagai salah satu bentuk reformasi di sektor kesehatan. Salah satu langkah reformasi ditujukan untuk membentuk pusat produksi vaksin yang andal dan andal.

Dia juga menyoroti peran penting ADB dalam keberhasilan program pembiayaan berkelanjutan. ADB, khususnya, meluncurkan mekanisme transisi energi. Peran ADB adalah untuk membantu negara-negara berkembang mentransfer sumber daya energi ke tingkat yang lebih berkelanjutan dan terjangkau, atau sesuai dengan prinsip-prinsip kesetaraan dan aksesibilitas.

Menteri Keuangan Suri Mulyani: kekurangan bahan bakar terus berlanjut di seluruh dunia
Dia juga mengatakan Australia bisa menjadi mitra terpercaya untuk mendukung Indonesia.

Pentingnya dukungan ADB untuk pemulihan ekonomi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Di Kawasan Asia juga dibahas. Sri Mulyani berharap adb, sebagai bank pembangunan multilateral di kawasan, dapat membantu negara-negara Asia yang paling terdampak di era pandemi ini.

Dalam pertemuan tersebut, Asakawa menyoroti agenda Perpajakan Internasional, khususnya yang berkaitan dengan keterlambatan pelaksanaan perjanjian multilateral atau komponen OECD 1.

Asakawa juga menyatakan tekadnya untuk terus mendukung Presiden Indonesia. Saat ini, ADB juga fokus pada peningkatan sumber daya manusia, indeks daya saing dan mobilisasi sumber daya Internal (DRM).

Orang-orang di negara berkembang terancam kelaparan akibat perang
Sejalan dengan hal tersebut, Bendahara Chalmers mengatakan Australia juga memiliki prioritas dalam menjalin hubungan bilateral di bidang pendidikan dengan Indonesia.