Institut Politeknik Kementerian Kesehatan( Institut Politeknik) Makassara, Sulawesi Selatan, bersaksi bahwa salah satu penjahat yang mengonsumsi minuman keras chekoki dan menindas puluhan siswa baru adalah seorang siswa SMA yang diberi nama samaran, nama samaran innoni( innoni).
” Ada alkohol, dan pelakunya adalah apa yang siswa kami lakukan,” kata Herman, Wakil Direktur Kemahasiswaan Poltekes Makassar, Kamis(14/7).
Sedangkan untuk aktor lainnya, Herman mengaku masih aktif sebagai mahasiswa. Namun, kasus ini masih ditangani oleh polisi.
“Sekarang mereka Terlibat yurisdiksi polisi ( 3 orang telah diwawancarai),” katanya.
Herman menegaskan pihaknya telah menyiapkan sanksi tegas terhadap mahasiswa yang terlibat dalam kasus ini.
” sesuai dengan undang- undang, saksi akan muncul kini kami menunggu hasil sanksi akademik telah di berlakukan mahasiswa yang terlibat” pungkasnya.
Adapun kondisi korban, yang mengonsumsi alkohol dan menyalahgunakannya, Herman mengatakan bahwa kondisinya kini telah membaik dan dia telah menjalani prosedur inninis lagi.
” Sekarang masih berjalan. Kondisinya sehat, tidak ada,” tambahnya.
Pengakuan Kesalahan
Menurut Herman, sejak awal pengenalan NSC, partainya memberi tahu semua siswa baru bahwa tidak ada kekerasan selama NSC.
Namun, Herman menegaskan kekerasan terhadap mahasiswa baru terjadi di luar kampus Poltekes Makassar.
” terdapat oknum yang merencanakan insiden itu, dan terjadi di luar jam kampus” imbuhnya
Sebelumnya, sebanyak 12 mahasiswa baru Institut Politeknik Kedokteran Kementerian Kesehatan Makassar, Sulawesi Selatan, melaporkan kepada polisi tentang kekerasan yang diderita beberapa lansia setelah mereka menyelesaikan program studi di kampus( Ninsus).
Salah satu korban berinisial INSIN menjelaskan bahwa ia dan 11 rekannya dilecehkan setelah panitia penyelenggara mengadakan cortege ospek. Kemudian mereka tiba- tiba diculik dan dikirim ke rumah kos.
“Insiden terjadi saat ospek, dimana seorang siswa sma mendatangi dan membawa paksa kami ke kost, kami terpaksa meminum karena di ancam akan di siksa” katanya, Rabu(13/7).
Siswa dan lulusan sekolah menengah, beberapa di antaranya diintimidasi oleh AINS, menerima tamparan dan beberapa pukulan.
Panitia juga memperhatikan aksi tersebut, sehingga Puluhan mahasiswa baru termasuk di antara mereka yang kembali ke rumah mereka. Namun, salah satu orang tua korban tidak menerima kejadian tersebut, dan kemudian membawa putranya ke kantor polisi Rappocini untuk menyusun laporan polisi.
Source : CNN INDONESIA